A. SINOPSIS NOVEL “KETIKA CINTA BERTASBIH 1”
Karya Habiburrahman El Sirazy
Azzam adalah mahasiswa Indonesia Al Azhar juga pengusaha
Pa Ali supir Eliana, mengurunkan niat Azzam bersimpati kepada Eliana. Karena
Azzam hendak melamar Anna Althafunnisa lewat Ustadz Muzab yang juga telah akrab dengannya atas saran Pak Ali namun Ustadz Muzab mengatakan Ana telah dilamar Furqan. Azzam merasa tak berhak memiliki anak karena Ustadz Muzab mengaitkan akan keberadaan dan keadaan dirinya jika dibandingkan Furqan.
Ketika Azzam hendak ke pasar, ia bertemu dengan dua orang mahasiswa
Di tengah perjalanan pulang Azzam melihat salah satu mahasiswa itu sedang menangis karena dicopet. Azzam mengajak kedua mahasiswa itu naik taksi untuk mengejar bis mengambil kitab yang tertinggal.
Furqan nginap di hotel untuk persiapan ujian tesisnya. Dia bangun kesiangan dan terkejut karena ia sudah tidak berbusana dan mendapati potonya dengan perempuan berambut pirang dalam kondisi memalukan. Furqon juga mendapati pesan di laptopnya meminta tebusan 200.000 USD. Untuk pilm negative poto itu, Furqon melapor pada colonel Fuad, dan pelakunya dapat segera diamankan.
Setelah mendapat
Furqon telah lulus ujian tesisnya dan berencanan pulang ke
Tiara akhirnya menikah dengan Zulkifli dan harus kehilangan cinta Fadhil. Bahkan Fadhil sendiri yang mencarikan Mushaf dan menghibur para tamu undangan karena Zulkifli adalah temannya waktu di pesantren dulu. Fadhil harus mengenyam kesedihan karena dulu ia bersikap tinggi hati pada Tiara yang dulu ia cintai dan meminta saran untuk menolak atau menerima Zulkifli. Tiara sebenarnya kecewa dengan keputusan Fadhil yang menyurhnya menerima Zulkifli, Fadhil baru bisa menyampaikan perasaanya pada Tiara lewat
Azzam berhasil sukses menempuh ujiannya dengan hasil yang memuaskan ia segera terbang ke
B. KUTIPAN
Hal. 91
“Tidak banyak orang yang tahu. Sebab Anna Althafunnisa menyelesaikan S.1-nya tidak di
“Sekarang dia tinggal di
“Iya. Dialah gadis cantik dan salehah yang aku maksud. Dan saat ini ayahnya menginginkan dia segera menikah. Aku pikir kamu lebih baik menikah dengan orang yang sekualitas Anna daripada dengan model Eliana. Kalau kamu mendapatkan Anna, kamu telah mendapatkan surga sebelum surga. Percayalah padaku. Aku tahu betul kualitas Anna, ayahnya, dan kelurganya. Mereka dari golongan orang-orang yang ikhlas. Saran saya khitbahlah Anna Althafunnisa itu sebelum bidadari dari Pesantren Daarul Quran itu dikhitbah orang lain.”
Hati Azzam berbunga-bunga.
“Apa saya pantas melamarnya Pak? Apa saya pantas untuknya? Saya ini S.1 saja sudah sembilan tahun belum juga selesai. Dan apa prestasi saya? Apa yang bias saya andalkan? Membuat
“kenapa kamu jadi enferior begitu. Percayalah padaku, Pak Kiai Luthfi itu tidak pernah memandang
Hal 92
Dunia. Dunia itu remeh bagi beliu. Datanglah, lamarlah belilah tiket, pulanglah ke
“Waduh kalau harus pulang berat Pak. Apa tidak ada cara lain selain pulang?”
Pa Ali diam mengerutkan keningnya, sebentar kemudian, wajahnya cerah. Setengah berteriak ia menjawab, “
“Wah lebih dari kenal. Saya sangat akrab dengan nya. Tapi yang membuat saya heran, kenapa beliau sama sekali tidak pernah menyinggung nama Anna Althafunnisa sama sekali ya?”
“Itulah mahalnya Anna Althafunnisa. Tidak sembarangan diobral. Bukankah permata yang sangat mahal itu jarang dipamerkan orang?”
“Pak Ali punya potonya?”
“Aduh, saying sekali tidak punya. Tapi itu tidak penting. Langsung saja kau lamar. Kalau setelah menyuntingnya kamu menyesal akan aku serahkan leherku ini untuk kau pancung. Sungguh!”
Azzam tersenyum. Kata-kata terakhir Pak Ali semakin membuatnya mantap sekaligus penasaran seperti apa Anna itu? Namun, ia merasa telah mendapat
Hal 118
mana? Kalau di Al Azhar, tingkat berapa?” Ustadz Muzab melanjutkan.
Denganb mengumpulkan semua keberaniannya ia menjawab dengan suara bergetar. Dan dengan hati bergetar pula,
“Namanya Anna Althafunnisa Putri Pak Kiai Luthfi Hakim. Asal klaten. Kalau tidak salah sekarang sedang program pascasarjana di Kuliyyatul
Ustadz Mujab kaget mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Azzam. Ia seperti mendengar suara petir yang nyaris merobohkan apartemen di mana dia dan keluarganya tinggal.
“Anna Althafunnisa?” Tanya Ustadz Mujab tidak percaya.
Azzam mengangguk dengan tetap menundukkan kepala.
Ustadz Mujab menghela nafas panjang. Ia seperti hendak mengeluarkan sesuatu yang menyesak di dadanya.
“Siapa yang mengabarkan kamu tentang Anna Althafunnisa?”
“
Ustadz Mujab kembali menghela napas panjang.
“Allahlah yang mengatur perjalanan hidup ini. Sungguh aku ingin membantumu Rul. Tapi agaknya takdir tidak menghendaki aku bisa membantumu Rul. Tapi agaknya takdir tidak menghendaki aku bisa membantumu kali ini. Anna Althafunnisa itu masih terhitung sepupu denganku. Aku tahu persis keadaan dia saat ini. Sayang
Hal 119
Kau datang tidak teatr waktunya. Anna Althafunnisa sudah dilamar orang. Ia sudah dilamar oleh temanmu sendiri.”
“Sudah dilamar temanku sendiri? Siapa?”
“Furqan! Ia sudah dilamar Furwan satu bulan yang lalu.”
Mendengar hal itu tulang-tulang Azzam bagai dilolosi satu per satu. Lidah dan bibirnya terasa kelu. Furqan lagi. Ia berusaha keras mengendalikan hati dan perasaannya untuk bersabar.
“Maafkan aku Fur. Aku sarankan kau mencari yang lain saja. Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar
“Iya Ustadz. Tapi saya akan mencari yang sekualitas Anna Althafunnisa.”
Ustadz Mujab terhenyak mendengar jawaban Kahairul Azzam. Begitu mantapnya ia memasang standar. Ia seolah-olah sudah tahu persis Anna Althafunnisa.
“Apa kamu sudah pernah ketemu Anna Althafunnisa?”
“Belum.”
“Sudah pernah tahu wajahnya?”
“Belum.”
“Aneh. Bagaimana mungkin kau begitu mantap memilih Anna Althafunnisa? Bagaimana mungkin kau menjadikan Anna sebagai standar.”
“Firasat yang membuat saya mantap Ustadz.”
“Tapi menikah tidak cukup memakai firasat Rul. Jujur Rul aku sangat kaget dengan standarmu itu. Baiklah aku
Hal 120
buka sedikit. Anna Althafunnisa adalah bintangnya Pesantren Daarul Quran. Sejak kecil ia menghiasi dirinya dengan prestasi dan prestasi selain dengan akhlak mulia tentunya. Ia menyelesaikan S.1-ny di Alexandria dengan predikat mumtaz. Kalau ingin memiliki istri seperti dia, cobalah kau menstandarkan dirimu dulu seperti dia. Kalau aku jadi orangtuanya, dan ada dua mahasiswa Al Azhar yang satu serius belajarnya yang satu hanya sibuk membuat
‘Iya Ustadz. Terima kasih. Ini akan jadi nasihat yang sangat berharga bagi saya.” Jawab Azzam dengan mata berlinang. Kalimat Ustadz Saiful Mujab sangat berarti ia terima. Ia sangat tersindir. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan bahasa lain, sebenarnya Ustadz Mujab seoalh ingin mengatakan bahwa dia sama sekali”tidak berhak” melamar Anna. Atau lebih tepatnya,sama sekali “tidak layak” melamar Anna. Hanya mereka yang berprestasi yang berhak dan layak melamarnya.
Dan lagi-lagi, prestasi yang dilihat adalah prestasi akademis. Dan di mata orang-orang yang mengenalnya di dunia akademis, ia sangat dipandang remeh karena tidak juga lulus dari al Azhar. Padahal sudah delapan tahun lebih ia menjalaninya.
Azzam lalu minta diri. Dalam perjalanan ke rumahnya ia menetaskan airmata. Ia berusaha tegar dan sabar. Namun setegar-tegarnya ia adalah manusia biasa
Hal 392
itu begitu terasa menyejukkan kalbunya. Ia tak ingin dimurkai Allah. Ia tidak ingin mati dalam keadaan buruk.
Maka paginya setelah shalat Subuh dan itikaf sampai dhuha tiba ia keluar masjid dan berjalan sepanjang jalan untuk membagi sedekah pada orang Mesir yang memerlukannya. Barulah setelah itu ia sarapan dan pulang. Pagi itu jiwanya lebih tenang. Ia lebih siap membaca hasil test darahnya.
Jam sepuluh ia pergi ke Rumah Sakit dengan menggunakan bus. Hal yang sudah lama tidak ia lakukan. Biasanya ia memakai mobil sendiri atau taksi. Sampai di Terminal Abbasea ia melihat seorang ibu meminta-minta. Ia turun. Ia sedekahkan uang
Begitu sampai di Rumah Sakit, sang petugas sudah tahu kenapa dia datang. Tanpa ia bertanya petugas berkumis tipi situ langsung menyodorkan selembar kertas, sambil berkata,
“Ini hasilnya Tuan.!”
Furqan langsung membukukannya perlahan dengan tangan gemetaran. Jantungnya berdegup kencang. Ia membacanya dengan seksama. Ia mengejah hasil yang tertera dalam kertas putih. Dan ia dinyatakan POSITIF. Jantungnya nyaris berhenti ia tidak percaya dengan apa yang dia baca. Ia perhatikan baik-baik. Ia eja hurupnya.
C. Ulasan
Ulasan Intrinsic
1. Tema : Perjalanan hiudup seorang mahasiswa dengan liku-liku percintaan dan problem akademiknya.
2. Tokoh dan Penokohan :
a. Azzam adalah tokoh utama. Seorang Mahasiswa
b. Anna Althafunnisa yaitu mahasiswa
c. Furqan ialah mahasiswa yang sukses akademiknya. Ia adalah teman Azzam tetapi telah lulus S.2 yang terhitung ceroboh.
d. Ustadz Muzab : Keluarga dekat Anna di Mesir.
e. Pak Ali : Sopir Pak Dubes yang menyarankan Azzam melamar Anna Althafunnisa
f. Eliana : Putrinya Pak Dubes yang memiliki
g. Fadhil : Teman Azzam yang tinggi hati mencintai Tiara.
h. Tiara : Teman adiknya Fadhil yang juga mencintai Fadhil.
i. Cutamala : Adiknya Fadhil yang serumah dengan Tiara
j. Hafez : Teman serumah dengan Azzam, dan Fadhil yang juga mencintai Cut Mala.
k. Ali : Teman serumah Azzam.
l. Nasir : Teman serumah Azzam.
m. Nanang : Teman serumah Azzam
n. Zulkifli : Teman pesantren Fadhil yang menikahi Tiara.
o. Erna : Teman serumah Anna Althafunnisa
p. Zahraza : Teman serumah Anna Althafunnisa
q. Wan Aina : Teman serumah Anna Althafunnisa
r. Husna : Adiknya Azzam
s. Kolonel Fuad : Orang yang membantu Furqan.
t. Miss Italian : Orang yang menjebak Furqan.
3. Amanat
- Tidak boleh berlebihan untuk seorang penuntut ilmu dengan cara menginap di hotel dengan alasan agar bisa konsentrasi ujian
- Menuntut ilmu dan bekerja untuk keluarga harus seimbang.
- Janganlah membunuh perasan cinta hanya karena tinggi hati.
- Berani mengambil resiko atas keputusan yang telah diambil.
- Tidak semata-mata musibah itu bencana tetapi merupakan ujian dari Allah atas pengakuan pada makhluk-Nya.
4. Latar : Kota-kota di Mesir sekitar kampus Al-Azhar, Flat, hotel dan pasar.
5. Alur : Alur maju